Masjid kuno merupakan sejarah peninggalan tokoh-tokoh islam terdahulu yang harus dirawat dan dilestarikan dengan baik. Ciri-ciri Masjid kuno yang paling menonjol merupakan arsitektur Islamnya yang berfungsi sebagai pusat keagamaan islam dan memiliki nilai seni arsitektur islam tersendiri. Selain seni arsitektur islam yang ditampilkan, Masjid kuno ternyata juga diterapkan dari perkembangan budaya yang ada.
Masjid kuno yang ada di Indonesia d ke-16 juga mengalami peningkatan perkembangan yang baik dari tahun ke tahun. Beberapa Masjid kuno dapat ditemukan di daerah atau kota mempunyai kerajaan islam seperti Demak, Banten, Cirebon, Banjarmasin, Banda Aceh dan beberapa kota lainnya.
Tentu saja perbedaan Masjid kuno di Indonesia tidak sama dengan Masjid yang ada dari negara-negara lain, karena Indonesia mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk lebih jelasnya, simak ciri-ciri berikut ini:
1. Atap Berundak
Ciri-ciri Masjid kuno yang pertama adalah susunan atapnya berbentuk tumpang yang akan semakin kecil jika susunanya semakin naik ke atas. Bentuk susunan atap diambil dari kebudayaan orang Hindu-Buddha dan dipercaya sebagai bangunan yang sakral bagi para dewa.
Sedangkan nilai ekologi yang terdapat dari susunan ini yaitu akan memudahkan curah hujan yang turun dan memberikan udara ar dari ventilasi.
2. Punden yang Berundak
Selain atap yang berundak, di teras Masjid kuno juga berundak karena terdapat akulturasi dari zaman Megalitikum dan sebuah islamisasi di Indonesia.
Jika dalam bahasa Jawa, punden adalah objek-objek untuk pemujaan. Sedangkan dalam bahasa Sunda, pundek merupakan pihak yang dipuja, yaitu bahwa tangga dapat menghantarkan umat muslim kepada Allah SWT.
3. Pintu di Tembok Pelindung
Setiap Masjid kuno memiliki tembok pelindung yang berdiri mengelilingi bangunan Masjid tersebut. Tembok ini di bangun agar dapat melindungi Masjid dari luar saat umat muslim sedang shalat sehingga tidak terganggu.
Jadi, temboknya akan diberikan satu pintu sebagai akses keluar masuk orang-orang yang mau shalat.
4. Tidak Memiliki Menara
Satu lagi perbedaan yang mencolok antara Masjid modern dan Masjid kuno adalah bahwa Masjid kuno tidak memiliki menara tempat adzan. Ini karena orang-orang jaman dahulu hanya menggunakan bedug sebagai penanda jam waktu sholat.
Namun, meskipun hanya menggunakan bedug, suara yang dihasilkan cukup untuk memberitahu orang sekampung akan masuknya waktu shalat.
5. Dibangun Dekat Alun-alun
Selanjutnya, Masjid yang dibangun saat peralihan agama Hindu-Budha ke agama islam ini selalu didirikan dekat dengan alun-alun dan dengan kediaman Raja.
Alun-alun merupakan tempat yang wajib ada di setiap kediaman Raja yang selalu digunakan sebagai tempat yang sangat sakral untuk pertemuan atau upacara tempat.
Fungsi Masjid yang dibangun dekat dengan alun-alun bertujuan untuk mengadakan pertunjukan nuansa agamis yang bisa dinikmati rakyat dari alun-alun
Baca juga: masjid tertua di Indonesia
6. Saka Guru
Saka guru merupakan tiang inti yang dikelilingi oleh empat tiang lainnya di dalam masjid yang menjadi ciri khas Masjid kuno. Biasanya juga terdapat jam kuno yang digantung di dinding depan imam agar semua jama’ah dapat melihat waktu
Pada sisi Masjid juga terdapat serambi yang dibuat agak tinggi untuk mempercantik tampilan Masjid dari luar.
Itulah beberapa ciri-ciri Masjid kuno yang khas pada zaman dulu hingga sekarang. Masih terdapat beberapa Masjid kuno di kerajaan islam yang terawat hingga saat ini dan masih mempertahankan bentuk aslinya.
Meskipun ada yang mengalami beberapa renovasi agar tetap bertahan, namun bentuk aslinya selalu dijaga.
Daftar Isi