Memasuki waktu sholat, setiap masjid besar, kecil, maupun mushola yang ada di setiap kampung, selalu menyiarkan lantunan adzan serta iqomah. Suara panggilan sholat nan indah ini disuarakan secara langsung oleh muadzin maupun melalui rekaman suara. Sayangnya banyak Muslim yang kurang mengetahui perbedaan antara adzan dan iqomah. Untuk itu, berikut beberapa perbedaan adzan dan iqomah, yang wajib diketahui setiap Muslim:
1. Tujuan
Perbedaan adzan dan iqomah yang paling utama adalah dari tujuannya diserukan. Adzan adalah seruan yang dikumandangkan dengan keras sebagai pertanda sudah memasuki waktu sholat. Sementara iqomah merupakan seruan untuk menandakan sholat akan segera dimulai. Saat sholat berjamaah, baik di dalam masjid maupun tempat lainnya, iqomah selalu diserukan menjelang imam memimpin sholat.
2. Bacaan
Selain dari sisi tujuan, bacaan adzan serta iqomah juga berbeda. Meski ketika didengarkan sekilas keduanya terdengar mirip, namun yang paling mencolok adalah perulangan dalam beberapa kalimat keduanya. Jika didengarkan dengan seksama, terjadi beberapa pengulangan kalimat dalam lafadz adzan, sedangkan dalam kalimat iqomah hanya ada satu yang diulang. Satu kalimat dari keduanya yang sama-sama diulang adalah kalimat “Allahu Akbar”.
Selain itu, ada beberapa kalimat dari keduanya yang tidak sama. Bacaan mengenai adzan juga iqomah terangkum dalam sebuah hadis yang menceritakan tentang Bilal, muadzin di zaman Rasulullah SAW. Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ini bercerita bagaimana Nabi Muhammad SAW mengutus Bilal untuk menggenapi lafaz adzannya. Sedangkan untuk bacaan iqomah, beliau mengutus untuk mengganjilkannya.
3. Waktu Dikumandangkan
Adzan maupun iqomah sama-sama diperdengarkan setiap hari selama 5 kali waktu sholat oleh muadzin. Sesuai tujuannya, maka adzan hanya dilantunkan hanya sekali setiap jam jadwal sholat tiba. Ketika waktu sholat sudah terlewati, maka gugur kewajiban untuk melantunkan adzan lagi. Berbeda dengan iqomah yang masih bisa diserukan bahkan setelah lewat dari waktu sholat.
Sebagai contoh, ketika seseorang melewatkan waktu sholat berjamaah di masjid, maka ia bisa melakukan sholat berjamaah sendiri. Baik itu di masjid setelah sholat jamaah bersama imam masjid selesai dilakukan, maupun di kantor, rumah, atau tempat lain. Ketika akan melakukan sholat bersama-sama ini, mereka tidak wajib mengumandangkan adzan lagi. Cukup dengan mengumandangkan iqomah dan sholat berjamaah bisa segera dimulai.
4. Tempat
Perbedaan adzan dan iqomah yang paling mudah diamati adalah dimana keduanya diserukan. Setiap kali memasuki waktu sholat, baik di masjid, mushola, televisi, radio, maupun telepon genggam, suara adzan bisa didengarkan. Ini merupakan pertanda waktu sholat tiba. Namun, iqomah diserukan hanya ketika sholat berjamaah akan dimulai saja.
Artinya, iqomah hanya akan dilantunkan oleh muadzin di masjid, sekolah, kantor, rumah sakit, maupun tempat lain dimana sholat jamaah akan dilangsungkan. Tidak pernah iqomah diperdengarkan di televisi, radio, atau media lain, karena pasti tidak sesuai dengan tujuannya. Yaitu, menandakan sholat berjamaah akan dimulai
Baca juga: doa setelah mendengar adzan
5. Tempo
Ketika kedua panggilan sholat ini didengarkan dengan lebih teliti, perbedaan adzan dan iqomah yang juga mendasar terletak pada temponya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, lafaz adzan lebih panjang dibandingkan iqomah. Namun dalam mengumandangkan, kalimat adzan dibaca dengan lambat dan penuh penghayatan. Setiap kalimat dibaca dengan intonasi yang tepat dan tempo yang perlahan.
Ini sebabnya, lantunan adzan bisa terdengar indah dan merasuk hingga ke sanubari. Alasan lain adalah untuk memungkinkan para jamaah yang belum hadir di masjid supaya bisa berbondong-bondong datang dan mengikuti sholat berjamaah. Sementara iqomah diserukan dengan tempo yang lebih cepat karena para jamaah telah hadir di masjid dan sholat jamaah akan segera dilaksanakan.
Mendengarkan beberapa kali dalam sehari tidak lantas membuat orang faham akan perbedaan adzan dan iqomah. Keduanya merupakan alarm bagi setiap Muslim untuk memenuhi panggilan Allah SWT untuk menunaikan sholat 5 kali dalam sehari. Sebagai Muslim yang baik, meninggalkan pekerjaan sejenak untuk beribadah ketika mendengar adzan dikumandangkan adalah hal yang sangat dirahmati Allah SWT.
Daftar Isi