Sejarah Masjid Agung Demak yang Melegenda

Sejarah Masjid Agung Demak

Keberadaan beragam kepercayaan di Indonesia memang sudah dikenal sejak jaman prasejarah ada. Berangsur-angsur agama yang lebih spesifik seperti Hindu, Islam, Budha, Kristen, Katholik hingga Kong Hu Chu masuk. Salah satunya seperti cerita mengenai sejarah Masjid Agung Demak.

Keberadaan Masjid Agung Demak

Kalau dilihat, Masjid Agung Demak ini tidak terlalu diketahui kapan pembangunannya terlaksana secara spesifik. Konon hanya dibangun dalam waktu semalam saja. Selebihnya para ahli memperkirakan kejadiannya saja seperti melihat arsitektur pada bangunan itu sendiri.

Masjid yang terletak di Kelurahan Bintoro, Jawa Tengah tersebut didirikan oleh Raden Patah sebagai Raja dari Kesultanan Demak kala itu bersama para Walisongo. Beliau memberi gambar seperti seekor bulus pada desainnya. Para ahli memperkirakan simbol tersebut sebagai angka tahun.

Simbol tersebut merupakan candra sengkala memet serta di dalamnya terkandung sebuah makna Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang berarti tahun 1401 Saka. Bagian kepala merupakan simbol angka 1, empat kaki bermakna 4, badan serupa 0 serta ekor melambangkan 1 juga.

Sejarah Dibangunnya Masjid Agung Demak

Banyak orang percaya bahwa Masjid satu ini pernah menjadi tempat berkumpulnya para Walisongo dan ulama ternama lainnya. Selain mengadakan kumpulan, mereka juga senantiasa memberi pelajaran dan pemahaman tentang Islam kepada masyarakat Jawa Tengah kala itu.

Masjid ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 15 Masehi dan masuk jajaran tempat ibadah tertua di Indonesia. Bahkan para Walisongo, ulama-ulama serta umat Muslim lain telah menggunakannya untuk sholat dan mengumandangkan panggilan Allah ketika waktu adzan dan iqomah tiba.

Karena konsep telah digambar oleh Raden Patah, para Walisongo pun membantunya dengan memberikan tiang-tiang penyangga pada area masjid. Keunikannya malah ada di sini karena Sunan Kalijaga membuat “Saka Tatal” yang mana begitu berbeda bila dibanding dengan Wali lainnya.

Arsitektur Masjid Agung Demak

Anda tidak boleh melewatkan desain tempat ibadah satu ini. Keunikan dan segala misteri seolah terbawa hingga ke dalam. Akan sangat disayangkan kalau dilewatkan begitu saja.

  1. Atap Masjid

Atap Masjid Agung Demak terbilang unik bila dibandingkan dengan bangunan lainnya. terdapat penggabungan agama Hindu dan Islam yang saat itu banyak dipeluk masyarakat Indonesia pada umumnya. Gagasan seperti ini mampu menarik minat banyak warga untuk kesana.

Sejarah Masjid Agung Demak mencatat bahwa atap berbentuk undakan sebanyak tiga buah itu memiliki makna dalam menggambarkan Aqidah yang utuh yakni Iman, Islam dan Ihsan. Desain seperti ini kebanyakan memang terlihat pada Pura atau tempat suci agama Hindu lainnya.

Sementara itu, Anda tidak akan menemukan kubah seperti pada bangunan pada umumnya. Semua itu tergantikan oleh atap biasa. Di bagian depan bahkan bentuknya menyerupai limas dengan tulisan “Masjid Agung Demak” besar tanpa ada jam waktu sholat menyertai.

  1. Pintu Utama

Pintu utama dari bangunan ini juga terbilang unik. Malah terasa tidak akan ditemui pada masjid lainnya karena terbuat dari kayu jati pilihan. Pada bagian permukaan terdapat ukiran-ukiran cantik berbentuk dua naga meliuk-liuk. Ada pula ornamen tambahan, membuatnya terkesan ramai.

Kalau dilihat melalui kacamata budaya Jawa, simbol kedua naga meliuk-liuk itu asalnya dari prasasti Candra Sengkala yang berarti sebuah penanda waktu. Bunyinya sendiri adalah Nogo Mulat Saliro Wani. Kurang lebih seperti itulah arti terselubung dari gambaran tersebut.

Bagian yang dinamakan Pintu Bledeg itu sampai sekarang di percaya telah digunakan sebagai anti petir. Namun karena nilai historis di dalamnya terlalu besar, akhirnya pihak pengelola Masjid Agung Demak sengaja memuseumkan agar awet dan bisa dilihat lebih banyak orang.

  1. Saka Tatal

Sebelumnya mungkin telah dibahas mengenai Saka Tatal pada Masjid Agung Demak yang begitu unik. Tiang ini terbuat dari kayu jati setinggi 16 meter dan diameternya sendiri cukup lebar. Tiap bagiannya, mengandung sejarah tersendiri terutama dari salah satu Walisongo.

Saka Tatal sendiri dikerjakan Sunan Kalijaga, sementara masing-masing lainnya dibentuk Sunan Ampel, Gunung Jati, dan Bonang. Keunikannya terletak di sini.

Kalau tiang yang lain berasal dari kayu utuh, hanya satu saja dari mereka terbuat dari serpihan dan diikat menjadi satu. Uniknya, kekuatan dari bagian tersebut sama persis dengan lainnya. Oleh sebab itu orang-orang mulai menjulukinya “Saka Tatal” sampai sekarang.

  1. Bagian Dalam

Bagian dalam Masjid Agung Demak ini terbilang unik karena dibuat pada tahun 15 Masehi, maka bisa dipastikan arsitekturnya terlihat klasik. Tidak terdapat banyak perubahan di sana-sinii. Kayu untuk bangunannya sendiri juga masih utuh dan mengkilap, terasa sangat dirawat.

Pemberian warna pada bagian dalam terkesan sangat klasik. Cat kuning gading ditambah cahaya dari lampu gantung memberi sensasi tersendiri kalau Masjid Agung Demak memang salah satu tempat ibadah yang sudah berumur. Selain itu tidak ada penambahan ornamen lain.

  1. Kolam Air Wudhu

Bila kebanyakan masjid menggunakan keran sebagai tempat wudhunya, maka di sini lain. Masjid Agung Demak memiliki kolam berukuran 10×25 meter dengan tiga batu disusun berbeda. Ada satu yang berwarna hitam dan besar dibiarkan berdiri tegak serta dua lainnya ditidurkan.

Karena dulu Masjid Agung Demak di fungsikan sebagai tempat berkumpulnya para Walisongo, kolam tersebut digunakan sebagai tempat wudhunya sebelum beribadah. Jadi, ketika sudah masuk jam sholat maka beliau akan bergegas menyucikan diri untuk ibadah.

Sayangnya kolam untuk wudhu ini sekarang ditutup dan tidak dipergunakan oleh umum. Pihak Masjid Agung Demak telah menyediakan tempat lain untuk bersuci sebelum shalat bagi para peziarah dan pelancong yang akan beribah sehingga situs tersebut tidak rusak.

Lihat juga: uniknya masjid 99 kubah di Makassar

  1. Makam Kesultanan Demak

Keunikan lain juga terdapat di masjid ini. Seperti yang telah sejarah catat bahwa tempat ibadah tersebut dibangun oleh Raden Patah sebagai salah satu raja palinng berpengaruh di Kesultanan Demak, maka makam dari keluarga kerajaan juga ditaruh berdekatan dalam komplek tersebut.

Di dalam komplek pemakaman tersebut terdapat makam dari Raden Patah sendiri, Syekh Maulana Maghribi, Pati Unus, Sultan Trenggono dan kerabat kerajaan lainnya. Semua ditaruh berdekatan dalam satu area agar peziarah lebih mudah dalam mendoakan mereka.

Jadi tidak heran lagi kalau komplek Masjid Agung Demak selalu ramai dikunjungi oleh peziarah maupun warga lokal yang hendak menjalankan ibadah di sana. Bahkan tidak jarang banyak pemudik memilih mampir sembari beristirahat kalau lewat jalur Pantura.

Keunikan dan kemisteriusan selalu meliputi cerita soal sejarah Masjid Agung Demak ini. Campur tangan orang-orang paling berpengaruh pada masa kerajaan saat itu tentu menjadi nilai tersendiri dari bangunan tersebut.

Daftar Isi

error: Content is protected !!