Salah satu peninggalan Islam yang terkenal dan terletak di negara Suriah adalah Masjid Damaskus. Bentuk bangunan yang unik dari masjid Damaskus hasil karya arsitek terkenal yang bernama Abu Ubaidah bin Al-Jarrah ini merupakan bangunan penting pada masanya. Sedangkan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah sendiri merupakan sahabat Rasulullah yang aktif dalam peperangan untuk memperjuangkan Islam.
Sesuai dengan namanya, masjid yang dahulu dijadikan sebagai tempat suci selain Masjidil Haram ini terletak di Kota Damaskus, Suriah. Keberadaan Masjid Damaskus tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan Dinasti Umayyah yang terkenal. Jika penasaran, maka silahkan simak kisah lengkap mengenai masjid yang terkenal akan keindahan arsitekturnya sebagai berikut:
Sejarah Berdirinya Masjid Damaskus
Masjid ini didirikan atas perintah langsung dari khilafah pada tahun 706 Masehi hingga 715 Masehi. Apalagi jika pemimpin yang dimaksud tersebut adalah Khalifah Al-Walid bin Abdul-Malik yang memang terkenal berselera tinggi dalam hal kebudayaan. Selain itu, masjid ini dibangun oleh seseorang yang memang memiliki kemampuan arsitektur yang diakui.
Sosok yang berandil besar dalam pembangunan tempat bersejarah ini menjadi sebuah masjid adalah arsitek Abu Ubaidah bin Al-Jarrah yang handal. Memiliki umur panjang, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah menghabiskan kehidupannya dengan memperjuangkan Islam mulai masa Rasulullah SAW hingga Dinasti Umayyah. Berkat inisiatifnya, umat Islam dapat memiliki tempat ibadah pertama di Suriah.
Karakteristik Bangunan Masjid Damaskus
Dinasti Umayyah merupakan salah satu kepemimpinan Islam yang memiliki karakteristik dan selera estetika yang tinggi dalam bidang arsitektur. Oleh karena itu, Masjid Damaskus dianggap sebagai bukti keunggulan yang dimiliki oleh Dinasti Umayyah dalam bidang arsitektur. Berikut lima keunggulan sekaligus karakteristik yang dimiliki oleh bangunan masjid paling tua di Suriah, antara lain:
1. Desain Berestetika Modern
Walaupun sempat dijadikan sebagai tempat ibadah dua agama di sisi yang berbeda, lalu secara keseluruhan, bangunan ini ditetapkan sebagai masjid. Ketika direnovasi, terdapat beberapa bagian yang dipertahankan dari gereja karena keinginan dan selera estetika yang dimiliki oleh Khalifah Al-Walid. Hal ini dikarenakan bagian seperti balkon dianggap merepresentasikan desain yang modern.
2. Memiliki Menara Pertama di Suriah
Selain merepresentasikan desain modern, bangunan yang dikenal dengan Masjid Agung Umayyah ini juga memiliki karakteristik lain yang tidak kalah menarik. Menjadi masjid yang pertama kali dibangun di Suriah, Masjid Damaskus dilengkapi dengan keberadaan tiga buah menara di beberapa sisi. Ketiga menara tersebut juga sekaligus menjadi yang pertama dibangun di Suriah.
3. Adanya Perpaduan Berbagai Budaya
Memiliki kisah menarik yang pernah digunakan sebagai tempat ibadah umat Kristen, bangunan ini merupakan contoh nyata dari adanya akulturasi budaya. Baik khalifah yang memimpin pada masa itu maupun arsitek memutuskan untuk mempertahankan beberapa desain khas Kerajaan Romawi Timur. Keputusan tersebut yang menjadikan bangunan ini sebagai kombinasi antara Islam dan Romawi.
4. Halaman yang Berlapis Marmer
Masjid yang memiliki ukuran sekitar 157 x 100 meter ini menggunakan batu marmer sebagai bahan utama untuk bagian halaman. Mulai dari bagian lantai hingga bagian dinding, dapat ditemukan berbagai marmer indah yang menambah keunggulan dari masjid Damaskus. Selain itu, tipe arsitektur yang digunakan pada halaman tersebut dipengaruhi kuat oleh Persia.
Baca juga: masjid terbesar di dunia
5. Dinding Berhiaskan Ayat Al-Qur’an
Terakhir, dinding pada masjid Damaskus hasil karya arsitek terkenal yang bernama Abu Ubaidah bin Al-Jarrah memiliki hiasan yang menakjubkan. Hiasan-hiasan tersebut berasal dari beberapa ayat Al-Qur’an yang dipilih secara khusus dan diletakkan dengan indah layaknya surga terbuat dari Al-Qur’an. Namun, beberapa hiasan tersebut hancur dan tidak dapat bertahan lama.
Itulah kisah pembangunan masjid Damaskus hasil karya arsitek terkenal yang bernama Abu Ubaidah bin Al-Jarrah merupakan bukti sejarah. Bangunan ini menawarkan arsitektur khas yang dikategorikan ke dalam contoh perpaduan antara budaya Islam dan budaya Romawi. Tempat ibadah Islam pertama di Suriah ini juga merupakan bukti dari toleransi beragama.
Artikel ini ditulis oleh Tim Penulis Jam Masjid Digital Running Text Sintesa Digitronic yang di ambil dari berbagai sumber. Semoga memberi manfaat.
Daftar Isi