Masjid Agung Umayyah, Profil, Sejarah dan Arsitekturnya

Masjid Agung Umayyah merupakan bangunan terbesar dan paling tua di Suriah, tepatnya kota Damaskus. Bangunan ini dinobatkan sebagai lokasi suci yang keempat dalam Islam. Masjid ini sanggup memuat hingga 3 ribu orang, dengan bangunan yang dibuat dari batu, tegel, marmer, dan mozaik.

masjid Agung Umayyah

Profil Masjid Agung Umayyah

Nama Masjid:Masjid Agung Umayyah
Alamat:G864+MMC, Damascus, Suriah
Tahun Dibangun:706 – 715 M
Negara:Suriah
Buka:

masjid Agung Umayyah

Sejarah Masjid Agung Umayyah

Masjid tidak terlepas dari sejarah yang melatarbelakanginya. Sejarah berperan dalam mengingatkan masyarakat akan kesakralan masjid. Dari tidak ada, hingga menjadi bangunan megah yang diminati masyarakat dari berbagai penjuru dunia.

masjid Agung Umayyah

1. Masa-masa Awal

Sebelum masjid dibangun, sebelumnya lokasi ini merupakan kuil tuhan bernama Hadad di zaman Aramaean, akhir dari zaman perunggu serta zaman besi. Keberadaaan Aramaean dibuktikan dengan adanya basal dengan bentuk sphinx yang berada di bagian timur laur masjid.

Lokasi ini juga pernah dijadikan kuil Jupiter zaman Romawi, kemudian gereja Kristen bagi Yohanes pembaptis di era kekaisaran dari Romawi Timur. Riwayatnya yang panjang dan beragam menampilkan kepercayaan berbeda-beda yang pernah berada di lokasi tersebut.

masjid Agung Umayyah

2. Masa Pembangunan Masjid

Pada 706 hingga 715 masehi (88-97 hijriah), dibangunlah masjid Agung Umayyah di masa khalifah bernama Al Walid bin Abd Malik. Beliau membangun masjid sehubungan dengan meningkatnya penganut Islam secara pesat di Damaskus. Sesudah berakhirnya penaklukan Arab terhadap Damaskus, masjid mulai dibangun.

Di sini masih terdapat makam peninggalan yang suci dan diyakini berisi kepala dari Yohanes pembaptis, sosok yang dihormati baik oleh Islam maupun Kristen. Di sini juga tersimpan tanda Syi’ah. Ini merupakan tempat dimana Yazid bin Muawiyah menyimpan kepala milik Husain bin Ali.

Meski gereja telah dibeli dan dirobohkan untuk membangun masjid, Khalifah Al Walid tetap menunjukkan toleransi untuk penganut Kristen, yakni membuatkan gereja yang baru untuk mereka. Di tahun 462 H, masjid tersebut sempat terbakar kemudian diperbaiki dengan bentuk yang berbeda.

Menara di masjid ini memiliki dua sisi, yakni timur dan barat. Bagian timurnya diyakini sebagai tempat turunnya Nabi Isa, sehingga disebut dengan menara Isa. Selain itu juga terdapat menara besar bernama menara utara.

masjid Agung Umayyah

Arsitektur Masjid

Sejarah panjang dari masjid Agung Umayyah meliputi berbagai masa, sejak kepercayaan zaman besi hingga masuknya Islam ke Damaskus. Berdasarkan sejarahnya yang beragam tersebut arsitektur masjid ini hadir dengan keragaman pula.

masjid Agung Umayyah

1. Menggabungkan Berbagai Budaya

Arsitektur masjid yang unik memberikan pengaruh untuk bidang seni arsitektur yang diterapkan ke pembangunan berbagai masjid di dunia. Dari bangunan berusia tua inilah hadir jenis arsitektur seperti lengkungan, maksurah, menara segiempat, dan sebagainya.

Masjid Umayyah menggabungkan budaya dari Romawi serta Islam, menunjukkan akulturasi budaya yang justru menghasilkan keindahan baru. Walaupun arsitektur khas gereja dihilangkan, namun ada beberapa bagian yang tidak diubah seperti sumur pembaptisan bayi.

Wajar, mengingat pada saat itu Khalifah Al Walid melibatkan tukang bangunan serta seniman dari banyak negara. Beberapa di antaranya seperti Persia, Mesir, Bizantium, hingga Afrika Utara. Oleh sebab itulah pembangunan masjid memerlukan biaya hingga mencapai 14 ribu dinar.

masjid Agung Umayyah

2. Interior yang Modern

Saat ini dalam masjid terdapat tiga kubah, empat pintu berhiaskan mosaik serta permata, tiga ngarai, dan empat gapura. Setiap kubah diberi nama masing-masing. Masjid Umayyah disebut sebagai karya paling fenomenal dalam bidang arsitektur era kekhalifahan, melambangkan kejayaan peradaban Islam.

Berkat peran para arsitektur terkemuka tersebut, masjid Agung Umayyah memiliki karakteristik sendiri yang sulit untuk ditiru. Misalnya saja lantai masjid yang dapat memantulkan sinar matahari, ornamen hiasan berbentuk bunga di tiang, serta hiasan pepohonan di bagian bawah tiangnya.

Bahkan arsitek Creswell bersama Starzynski mengatakan bahwa masjid ini adalah murni hasil kerja dari umat muslim yang terinspirasi gaya Persia. Kemegahannya yang tidak lekang waktu menjadikan masjid ini wisata religi yang membuat para wisatawan tertarik.

Lihat Juga: Masjid Agung Temanggung Dengan Usia Ratusan Tahun

Itulah pembahasan seputar masjid Agung Umayyah, warisan terbesar di era peradaban Islam di abad pertengahan. Fungsinya yang beragam semakin menambah popularitasnya di kalangan masyarakat. Hingga sekarang, masjid megah yang berdiri kokoh ini tetap menjadi bangunan terpenting di kota Damaskus, bahkan Suriah.

Ditulis oleh tim jam digital masjid dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.

Daftar Isi

error: Content is protected !!