Masjid Bangkalan Madura (Masjid Agung), Profil, Sejarah dan Keunikannya

Bagi yang sedang di Bangkalan, Madura dan sudah masuk jam sholat, maka akan sangat menarik menunaikan kewajiban di Masjid Bangkalan Madura dengan segala keunikannya. Masjid Agung Bangkalan ini memang masuk dalam salah satu yang menarik untuk dikunjungi.

Mulai dari sejarah, bangunan, dan hal lainnya memiliki aspek unik dan berbeda dengan masjid lainnya. Informasi ini tentunya akan sangat sayang untuk disepelekan begitu saja. Untuk detailnya, simak penjabaran berikut ini:

Profil Masjid Agung Bangkalan Madura

Sejarah Masjid Bangkalan Madura

Masjid Bangkalan Madura masuk salah satu masjid indah di Indonesia yang terletak di Jalan KH. Moh. Kholil. Dulu, masjid ini didirikan pada tahun 1819 oleh Sultan Kadirun (Raden Maulana Abdul Kadir). Karena didirikan pada tahun tersebut, masjid ini tergolong yang paling tua di Indonesia.

Setelah didirikan pada tahun tersebut, masjid ini kembali mendapat perhatian dan diperbaiki pada tahun 1847. Meski demikian, tata letak dan konsep arsitekturnya masih tetap sama dan tidak menghilangkan nuansa Jawa aslinya.

Kemudian pada tahun 1950, terjadilah gempa bumi yang membuat masjid ini rusak parah di beberapa bagian. Pemugaran akhirnya dilakukan guna memperbaiki bagian-bagian yang rusak agar masjid bisa kembali dimanfaatkan.

Tidak sampai disitu saja, pada tahun 1965 dimulailah perluasan masjid karena dirasa sudah tidak bisa menampung jumlah jamaah. Berbagai pertimbangan dibutuhkan dalam proses perluasan masjid satu ini dengan bantuan banyak tenaga ahli.

Akhirnya perluasan masjid selesai dan masjid ini bisa menampung 6000 jamaah di bagian dalam, serta 5000 jamaah di bagian pelatarannya. Dengan demikian, jumlah jamaah bisa semakin banyak karena tempatnya sudah sangat luas.

Keunikan Masjidnya

Masjid Bangkalan Madura ini juga memiliki banyak keunikan yang menarik untuk dibahas. Setidaknya ada tiga keunikan utama yang bisa diketahui dengan pasti. Untuk detailnya, simak rangkuman yang ada di bagian bawah ini:

1. Tetap Mempertahankan Unsur Budaya

Keunikan pertama adalah masjid ini tetap mempertahankan unsur budaya. Hal ini bisa dilihat dari bagian atap masjidnya. Jika saat ini banyak masjid yang mengadopsi gaya Timur Tengah untuk bagian kubah, maka masjid ini berbeda.

Kubah atau atap yang dipakai di masjid ini tetap mempertahankan gara Jawa sesuai dengan desain awal saat masjid ini didirikan. Tidak banyak masjid yang tetap mempertahankan konsep semacam ini mengingat sudah ada banyak masjid modern.

LIHAT JUGA: Masjid Fatimah Solo

2. Menjadi Salah Satu Masjid Tertua

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, masjid ini masuk golongan masjid tertua. Hal ini terbukti dari tanggal pendirian masjidnya yang sudah sangat jauh. Bahkan karena sudah berdiri lama, masjid ini beberapa kali mendapat perbaikan.

Meski demikian, masjid ini masih menjadi salah satu yang sering dimanfaatkan masyarakat. Ditambah dengan perluasan yang dilakukan, segala bagian masjid ini semakin menarik sehingga banyak pihak yang mengunjunginya meski sudah tua.

3. Banyak Pilar dengan Ukiran

Pada bagian dalam masjid setidaknya ada 16 pilar penyangga yang terbuat dari kayu. Hal ini merupakan salah satu keunikan yang jarang ditemui di masjid-masjid lainnya. Untuk pilar ini, semua dipenuhi dengan ukiran yang menarik.

Desain ukirannya memakai desain tumbuhan sulur yang disematkan di bagian bawah penyangga. Bagian pilar ini tentunya menjadi salah satu bagian menarik yang sangat unik dan pas untuk diperhatikan secara langsung.

Daftar penjelasan mengenai Masjid Bangkalan Madura di atas pastinya sudah menarik perhatian. Jika sudah ada di Bangkalan maka tidak ada salahnya berkunjung ke masjid ini untuk menemukan suasana baru yang nyaman dan menenangkan.