Bangunan masjid Agung Kendal merupakan peninggalan zaman Kesultanan Demak pada abad ke-15. Adapun tokoh ternama yang menjadi pelopor pembangunan masjid tersebut yaitu Raden Suwiryo atau disebut Wali Joko. Masjid ini menjadi tempat bermakna dalam penyebaran agama Islam di Kendal.
Bukan hanya sebagai tempat beribadah saja, tetapi pembangunan masjid di Kabupaten Kendal memiliki sejarah. Bangunan masjid juga di desain dengan arsitektur yang menarik untuk dipelajari. Berikut informasi tentang sejarah, lokasi, dan arsitektur sebagai tambahan pengetahuan:
Profil Masjid Agung Kendal
Nama Masjid: | Masjid Agung Kendal |
Alamat: | Pekauman, Pakauman, Kec. Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 51319 |
Tahun Dibangun: | 1493 Masehi |
Negara: | Indonesia |
Buka: | 24 Jam |
Lokasi Masjid Agung Kendal
Menurut sejarah, bangunan masjid ini termasuk masjid tertua yang berlokasi di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Setiap tanggal 8 Syawal diselenggarakan acara haul akbar. Yang dimaksudkan untuk Wali Joko, Wali Abu Sujak, dan Wali Hadi yang merupakan tradisi turun temurun.
Bagi masyarakat setempat, hal ini dikarenakan pada tanggal tersebut adalah wafatnya Wali Joko. Jadi tak heran jika setiap tanggal tersebut masjid agung kendal selalu ramai.
Sejarah Masjid Agung Kendal
Bangunan masjid Agung Kendal di bangun oleh Wali Joko pada abad ke-15. Wali Joko merupakan santri Sunan Kalijaga yang mengemban tugas untuk menyebar ajaran agama Islam di wilayah Kendal. Tokoh ini juga mempunyai nama kecil yang disebut dengan Jaka Suwirya.
Ketika masih muda, Wali Joko dikenal masyarakat memiliki nama Pangeran Panggung. Putra dari Prabu Brawijaya V ini masih mempunyai hubungan darah dengan raja Kesultanan Demak yaitu Raden Patah.
Makam Wali Joko konon disemayamkan di Kaliwungu. Selain Masjid Agung, Wali Joko bersama dengan santrinya juga membuka lahan pertanian yang terletak di Kelurahan Kauman, Karangsari.
Lahan tersebut memiliki luas sekitar 49 hektare dan saat ini menjadi bondo masjid yang diwakafkan. Adanya lahan pertanian dimanfaatkan untuk pemeliharaan masjid beserta santri yang mondok di sana.
Arsitektur
Secara menyeluruh, Masjid Agung Kendal hampir serupa dengan Masjid Agung yang berlokasi di Demak. Bagian masjid mempunyai kubah dengan atap yang dibuat seperti prisma. Mulanya masjid ini hanya berukuran 27×27 meter saja dengan bagian atap yang berasal dari kayu tipis.
1. Kolam Pendem
Adapun bagian tempat wudhu dibuat seperti kolam pendem yang dialiri air berasal dari sungai Kendal. Kolam tersebut dibuat langsung oleh Wali Joko yang letaknya di depan masjid. Masjid Agung tersebut menjalani renovasi sebanyak 8 kali dan saat ini berdiri kokoh di Kota Kendal.
2. Mimbar, Maksurah, dan Pintu Masjid
Meski telah mengalami beberapa renovasi, namun ada beberapa bagian masjid yang merupakan peninggalan asli Wali Joko. Beberapa diantaranya kusen, mimbar, maksurah, daun pintu, dan jendela Masjid Agung. Selain itu, ada pula 16 tiang penyangga masjid berdiameter 40 cm.
3. Tiang Penyangga
Untuk mempertahankan tiang, saat ini penyangga asli dilapisi hingga 60 cm. Renovasi juga dilakukan dengan menambahkan tiang penyangga menjadi total 80 tiang agar bangunan masjid semakin kuat. Di samping itu, ada banyak bagian masjid yang direnovasi hingga menjadi lebih megah seperti sekarang.
Tradisi Ramadhan di Masjid Agung Kendal
Ketika masuk dalam bulan suci Ramadhan, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan dalam masjid tersebut. Seperti pada umumnya, masyarakat yang beragama Islam akan meramaikan kegiatan keagamaan di setiap masjid. Berikut beberapa tradisi ramadhan yang diadakan di Masjid Agung Kabupaten Kendal.
1. Agenda Buka Bersama
Acara buka bersama sudah sangat familiar menjelang bulan ramadhan, begitu pun yang dilaksanakan di Kendal. Masjid Agung rutin menyediakan makanan dan minuman untuk masyarakat setempat hingga musafir. Tradisi yang merupakan peninggalan Wali Joko yaitu kegiatan buka bersama dan tadarus.
2. Pengajian Kitab Kuning
Saat bulan Ramadhan, Masjid Agung juga memfasilitasi para santri untuk mengikuti pengajian kitab kuning. Banyak santri yang datang dari wilayah Kendal untuk mengikuti acara tersebut. Kajian kitab kuning pada dasarnya berisi penjabaran para ulama yang sumbernya tetap berpedoman dari Al-Qur’an dan Hadis.
LIHAT JUGA: Masjid Agung Sidoarjo
Itulah penjelasan tentang lokasi, sejarah, dan arsitektur Masjid Agung Kendal yang dapat menambah wawasan. Untuk memudahkan dalam memantau jadwal sholat, umumnya sejumlah bangunan memasang jam digital masjid bagi pengunjung. Dengan demikian, akan lebih mudah dalam melihat waktu sholat setiap saat.
Daftar Isi