Waktu SD mungkin sudah pernah mendengar tentang perubahan energi yang terjadi pada baterai adalah kimia menjadi listrik. Tapi, apakah masih ingat mengapa hal itu bisa terjadi? Baterai memang pada dasarnya cukup mudah ditemukan saat ini. Pasalnya kegunaannya pun relatif banyak.
Baterai digunakan sebagai sumber energi untuk perangkat-perangkat seperti remote TV, AC, hingga mainan anak-anak. Ada yang masih penasaran bagaimana proses perubahan energi yang terjadi ketika baterai bekerja? Berikut ulasan selengkapnya
Sekilas Tentang Apa Itu Baterai
Sebelumnya, mungkin bisa sedikit dibahas tentang apa itu baterai. Meskipun sudah cukup familiar dan banyak dijual di pasaran, baterai bisa jadi hal unik untuk dibahas. Jadi, baterai sebenarnya merupakan elemen kering. Tubuhnya menyimpan sekaligus mengeluarkan energi listrik yang berguna untuk menyalakan beberapa perangkat.
Baterai yang biasa dijumpai di pasaran bentuknya seperti tabung. Untuk yang bentuknya seperti itu pada umumnya berisi tegangan sebesar 1,5 volt. Pada dasarnya, varian baterai itu ada 2, primer yang tidak bisa diisi ulang. Kedua, ada baterai sekunder yang bisa diisi ulang seperti halnya baterai smartphone.
Selama ini, baterai dikenal sebagai penghasil energi listrik. Berisi bahan kimia yang kemudian diubah menjadi energi listrik saat diaplikasikan. Cara kerja bagaimana perubahan energi tersebut akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
Mengenal Kinerja Baterai
Fakta menyebutkan jika perubahan energi yang terjadi pada baterai adalah kimia menjadi listrik. Semua bisa diketahui lewat proses ketika baterai diaplikasikan. Jadi intinya, baterai ini sebetulnya punya 3 komponen di dalamnya. Bagian batang karbon yang selanjutnya bisa disebut sebagai anoda atau kutub positif.
Komponen kedua adalah seng yang menjadi katoda atau kutub negatif. Terakhir, ada yang namanya elektrolit, berperan sebagai elektrolit. Tugas elektrolit tersebut adalah sebagai pemisah antara unsur katoda dan anoda. Dalam tubuh baterai, banyak terkandung sel listrik. Setiap sel listrik tersebut diketahui telah menyimpan banyak cadangan listrik.
Dalam baterai pun tidak hanya terdapat banyak sel listrik saja. Ketika diaplikasikan, dalam baterai akan tercipta suatu reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi ini biasa menghasilkan elektron. Elektron akan bergerak mengalir dari kutub negatif ke positif.
Sementara aliran listrik sendiri justru mengalir sebaliknya yaitu dari anoda yaitu kutub positif ke katoda sebagai kutub negatif. Selama baterai tidak dihubungkan dengan kabel, besar kemungkinan akan bertahan hingga 1 tahun. Namun, begitu dihubungkan, maka akan terjadi reaksi kimia, dan pelan-pelan akan mengurangi listrik yang dimiliki baterai tersebut.
Penjelasan Mengapa Baterai Bisa Menghasilkan Energi Listrik
Perubahan energi pada baterai memang dari kimia menjadi energi listrik. Namun, pastinya akan timbul pertanyaan bagaimana bahan kimia tersebut langsung bisa berubah menjadi energi listrik? Sebenarnya sederhana saja, pada penjelasan sebelumnya sudah sedikit disinggung bukan jika dalam baterai terkandung senyawa anoda dan katoda.
Baik anoda maupun katoda ini bisa bereaksi bila bertemu dengan elektrolitnya. Satu elektron akan dihasilkan sebagai reaksi kimia ketika anoda bertemu dengan elektrolitnya. Sebaliknya, akan ada reaksi kimia berbeda yang terjadi ketika katoda bertemu dengan elektrolitnya.
Katoda nyatanya membutuhkan satu elektron supaya reaksi kimianya bisa berlangsung. Untuk itu, sisa satu elektron yang berasal dari reaksi anoda tadi bisa dikirimkan pada katoda. Proses perpindahan satu elektron milik anoda ke katoda tadi yang menjadi penyebab munculnya energi listrik.
Baca juga: fungsi baterai pada rangkaian kelistrikan
Fakta membuktikan memang perubahan energi yang terjadi pada baterai adalah kimia menjadi listrik. Bagaimana proses perubahannya pun sudah dijelaskan pada pembahasan di atas.
Daftar Isi