Eksistensi kota Malang terkait daerah religius memang tidak terbantahkan. Keberadaan Masjid Agung Malang yaitu Masjid Jami’ menjadi jantung kota yang menegaskan jika Malang adalah wilayah religius.
Masjid berumur satu abad ini merupakan simbol ketaatan bagi masyarakat Malang kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan fasilitas yang lengkap seperti jam masjid digital mengingatkan orang muslim untuk segera menjalankan ibadah di masjid ini.
Lantas bagaimanakah awal mula masjid ini ada? Simak penjelasannya berikut ini:
Profil Masjid Agung Malang
Nama Masjid: | Masjid Agung Jami’ Malang |
Alamat: | Jl. Merdeka Barat No.3, Kauman, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119 |
Tahun Dibangun: | 1890 |
Negara: | Indonesia |
Buka: | 24 Jam |
Sejarah Singkat Masjid Agung Kota Malang
Masjid ini berdiri di atas tanah negara atau Gubernemen pada tahun 1890 M. Pembangunan masjid seluas 3.000 m² ini dilakukan dua tahap yaitu tahun 1890 M serta 15 Maret 1903.
Masjid yang dibangun pada masa pemerintahan Bupati Malang Raden Bagoes Muhammad Sarip ini, dulunya bernama Masjid Jami’. Kemudian diubah menjadi Masjid Agung Jami’ Malang dan Masjid Utama Kota Malang.
Sementara itu, bentuk bangunan dari masjid ini yakni bujur sangkar. Yang masih dipertahankan dari masjid hingga kini yaitu struktur baja beratap tajug tumpang dua.
Letak Masjid Agung Malang
Masjid Agung Kota Malang berada di Jalan Merdeka Barat No. 3. Lokasinya sangat strategis yaitu di pusat kota, tepatnya di sebelah baratnya alun-alun kota Malang.
Bangunan masjid ini menghadap ke timur. Bank Mandiri ada di sebelah selatan masjid, sementara kantor Asuransi Jiwasraya ada di sebelah utara. Sebelah timur berbatasan dengan alun-alun lalu di sebelah barat adalah pemukiman penduduk.
Apabila mengunjungi Masjid Jami’ maka dapat masuk dari dua arah. Yakni arah depan berupa alun-alun maupun arah belakang berupa pemukiman penduduk.
Kegiatan yang Ada di Masjid Agung Kota Malang
Ada beberapa kegiatan keagamaan yang dapat diikuti di Masjid Utama Kota Malang. Sehingga pengunjung bisa datang dengan menyesuaikan kegiatan tersebut.
Masjid ini memiliki agenda rutin yang dilaksanakan setiap hari yaitu berupa kajian kuliah subuh. Kajian ini bisa diikuti oleh masyarakat umum.
Kemudian jika ba’da maghrib, Masjid Jami’ juga memiliki agenda berupa pengajian. Biasanya pengajian ini akan diisi oleh para kyai ternama yang ada di Kota Malang.
Gaya Arsitektur dari Masjid Agung Malang
Masjid Agung ini didesain dengan dua gaya arsitektur, Jawa dan Arab. Arsitektur Jawa dapat dijumpai di bentuk atap masjid yakni tajug.
Gaya arsitektur Arab dapat dijumpai pada kubah dan lengkungan pada bukaan pintu atau jendela. Wilayah sakral serta batas suci lantai di masjid ini dibedakan berdasarkan ketinggian.
Di bagian mihrab didesain lebih tinggi dengan bagian lainnya. Masjid Agung Kota Malang ini ditopang empat soko guru utama dari kayu jati. Kemudian 20 tiang lainnya juga dibuat seperti soko guru utama.
Terdapat Sumur Artesis
Salah satu yang menarik dari Masjid Agung Malang adalah adanya sumur bor artesis sedalam 205 meter. Sumur ini difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi semua aktivitas masjid. Walaupun tanpa pompa, debit air sumur bisa mencapai 15 liter/detik.
Menariknya, hasil uji lab PDAM menunjukkan air sumur ini layak diminum langsung. Sebab kadar Total Dissolved Solid (TDS) airnya hampir sama dengan air zam-zam di Mekah.
LIHAT JUGA: Super Megah, Masjid Agung Natuna
TDS air Masjid Agung Kota Malang yakni 437, sedangkan air zam-zam yaitu 430. Yang unik dari sumur ini adalah ketika 41 hari pengeboran, tiba-tiba muncul air dengan sendirinya. Sehingga pengeboran pun tidak dilanjutkan lagi.
Dengan adanya nilai sejarah serta gaya arsitektur yang indah tampaknya Masjid Agung Malang ini sayang untuk dilewatkan. Setidaknya, jika mengunjungi Malang singgah sebentar di Masjid Agung tidak ada salahnya.
Daftar Isi