Masjid Agung Umayyah, Profil, Sejarah dan Arsitekturnya

masjid Agung Umayyah

2. Masa Pembangunan Masjid

Pada 706 hingga 715 masehi (88-97 hijriah), dibangunlah masjid Agung Umayyah di masa khalifah bernama Al Walid bin Abd Malik. Beliau membangun masjid sehubungan dengan meningkatnya penganut Islam secara pesat di Damaskus. Sesudah berakhirnya penaklukan Arab terhadap Damaskus, masjid mulai dibangun.

Di sini masih terdapat makam peninggalan yang suci dan diyakini berisi kepala dari Yohanes pembaptis, sosok yang dihormati baik oleh Islam maupun Kristen. Di sini juga tersimpan tanda Syi’ah. Ini merupakan tempat dimana Yazid bin Muawiyah menyimpan kepala milik Husain bin Ali.

Meski gereja telah dibeli dan dirobohkan untuk membangun masjid, Khalifah Al Walid tetap menunjukkan toleransi untuk penganut Kristen, yakni membuatkan gereja yang baru untuk mereka. Di tahun 462 H, masjid tersebut sempat terbakar kemudian diperbaiki dengan bentuk yang berbeda.

Menara di masjid ini memiliki dua sisi, yakni timur dan barat. Bagian timurnya diyakini sebagai tempat turunnya Nabi Isa, sehingga disebut dengan menara Isa. Selain itu juga terdapat menara besar bernama menara utara.

masjid Agung Umayyah

Arsitektur Masjid

Sejarah panjang dari masjid Agung Umayyah meliputi berbagai masa, sejak kepercayaan zaman besi hingga masuknya Islam ke Damaskus. Berdasarkan sejarahnya yang beragam tersebut arsitektur masjid ini hadir dengan keragaman pula.

Daftar Isi

error: Content is protected !!